Ini merupakan perjalanan pertama gw ke Sumatera Utara, di sini gw dinas di kota Tebing Tinggi, Kisaran dan Rantau Prapat. Sejak awal gw berangkat dinas, temen-temen gw udah bilang kalau dua kota pertama itu dekat kalo mau main ke danau Toba.
Sekilas tentang danau Toba bisa dicek http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba
Perjalanan ke Parapat
Gw berangkat dari kota Kisaran yang kurang lebih jaraknya sekitar 4 jam ke Parapat. Sebenarnya lebih enak berangkat dari Tebing Tinggi karena lebih dekat hanya 3 jam dan itu naik motor, tapi karena gw weekendnya di Kisaran jadi apa boleh buat. Perjalanan kali ini ada gw, Epit dan Yoshar. Ini perjalanan pertama gw dan Yoshar, buat Epit ini perjalanan ketiganya.
Gw berangkat hari minggu jam 6 pagi, dijemput mobil travel yang kita sewa 600 ribu rupiah. Perjalanan dimulai dengan lewat perkebunan sawit milik swasta, rutenya adalah Kisaran-Mandoge-Pematang Siantar-Parapat. Kita sempat istirahat setelah kira-kira satu setengah jam perjalanan untuk sarapan, abis itu ditengah perjalanan ban mobil pun bocor, jadi kita sampai di Parapat itu sekitar jam setengah dua belas.
Setelah sampai di Parapat, dipinggiran danau Toba kita langsung cari parkiran mobil, kalau ga salah kita parkir di tempat yang namanya Pantai Kasih. Di sini ada tempat juga buat istirahat dengan sewa tikar seharga 50 ribu, karena kita mau langsung nyebrang ke Pulau Samosir, langsung aja naik kapal penumpang harganya 25 ribu per orang PP. Cukup lama kita nunggu di atas kapal, karena kapal belum jalan kalau belum penuh, kira-kira satu jam baru kita berangkat ke pulau Samosir.
Trip pertama kita mampir dulu ke Batu Gantung, disebut batu gantung karena ada batu yang menggantung semacam stalaktite kalo di dalam goa.
|
Wisata Batu Gantung |
di sekitar objek wisata ini banyak anak-anak yang siap nyelam buat ambil uang yang dilempar oleh para pengunjung. Di sini kapal ga bersandar cuma berhenti sebentar dan kasih penumpang buat foto-foto. Setelah cukup, perahu pun jalan ke pulau Samosir. Sekitar 15 menit akhirnya kita sampe di pelabuhan. Di sini Epit agak kaget karena biasanya ga di sini berentinya, dan di tempat ini keliatannya sepi. Menurut Epit, yang dulu dia sama temen temen yang lain ga berenti di sini. Gw sama Yoshar cuma bisa iya aja karena emang kita baru pertama ke sini. Dan kita pun masuk, sebelum masuk kita diminta retribusi dua ribu rupiah.
|
Salah Satu Pelabuhan di Pulau Samosir |
Dari gerbang kita jalan terus lewatin tempat oleh-oleh, dan ada tempat wisata Sigale-gale di dekat gerbang itu, sempat mampir tapi karena tadi dikasih tau sama penjaga gerbangnya kalo pintu masuknya nanti ada gerbangnya kita pun lanjut jalan. Sekitar 200 meter, kita sampai di pintu gerbang dan kita masuk ke tempat itu, di dalamnya ada rumah adat orang Batak dan patung Sigale Gale.
|
Di depan pintu gerbang masuk |
|
Foto dengan topi adat dan tongkat bareng sama Sigale Gale |
Sayang di sini gw ga sempet foto Rumah Adat dan tempat pemasungan juga tempat persidangan. Kita cuma sebentar di tempat ini karena masih penasaran dengan tempat yang Epit bilang. Dan akhirnya kita dapet jawaban, kita tanya sama orang setempat dan ternyata tempat ini merupakan salah satu tempat wisata, masih ada beberapa tempat wisata kaya yang Epit bilang sebelumnya. Dan sayangnya tempat itu jauh dari tempat yang kita berenti dan waktu yang dikasih sama pemilik kapal hanaya 1 jam. Tempat wisata yang lain ada di Tuk Tuk, Tomok, Tele, ataupun masih banyak tempat yang harus dikunjungin di sana. Setelah denger tempat-tempat itu agak menyesal trip kali ini karena ga sesuai dengan harapan gw yang bener-bener bisa liat tonggak marga batak toba. Sekitar 30 menit keliling di sana, gw balik ke dermaga sambil pesen kopi hitam, sekalian nunggu penumpang yang lain dan ternyata juga ga lama kapal pun penuh dan kita kembali ke pantai kasih.
Kira kira jam 3 kita balik dari Parapat ke kisaran dan memakan waktu 4 jam, jadi kira-kira sampai sana jam 7 malam.