Mulai untuk kembali flash back dengan perjalanan masa lalu. Kali ini perjalanan gw ke Gunung Lawu tahun 2009. Dan berikut kisahnya.....
|
Team Lawu (Pos 1) |
Pemberangkatan yang lelah dan Istirahat di Solo
|
Bermula dari Stasiun Tanah Abang |
Hari minggu sekitar pukul 14.00 kami, Gw, Jona, Anis, Gentur, Toni ditambah
personil baru Dito, berangkat ke stasiun Tanah Abang untuk menuju solo
dengan kereta kertajaya harga 35ribu, namun kereta sudah penuh walaupun
jadwal keberangkatan masih pukul 20.00 mengingat saat itu jadwal arus
mudik. Dan mungkin untuk pertama dan terakhir gw naik kereta dengan tempat duduk isi 3 orang tapi ditempatin buat 6 orang. Singkat cerita kami pun berangkat dari stasiun Tanah Abang pukul
20.30 dan sampai di stasiun Jebres (Solo) pukul 10.30 dan melanjutkan
perjalanan ke rumah saudaranya Gentur, sambil menunggu
Chris yang menyusul. Di Solo, kami membeli logistik dan mampir ke
tempat kuliner di sana yang menjadi tempat favorit kami yaitu warung
susu Shi Jack, dan juga beberapa angkringan di dekat GOR Manahan. Kami
di sana sampai hari selasa karena Chris sampai di sana selasa malam.
|
Perjalanan yang cukup melelahkan |
|
Susu Shi Jack Kota Barat |
Berangkat ke Cemoro Sewu dan Mulai Pendakian
Berangkat dari rumah pukul 08.00 menuju ke pertigaan dekat terminal
nusukan untuk menuju Tawang Mangu. Dari sana kami naik bus kota sampai
terminal Tawang Mangu harga sekitar 10-15 ribu. Sampai di sana sekitar
pukul 11.00, dilanjutkan dengan menaik semacam mobil L300 sampai ke pos
pendakian Cemoro Sewu harga 5 ribu. Sampai di pos sekitar pukul 12.00,
dilanjutkan dengan makan siang dan pendaftaran, dan sekitar pukul 13.30 kami
memulai pendakian menuju pos 1.
Sepanjang perjalanan menuju pos 1 diasi pemandangan kebun warga, perjalanan menuju
puncak Argo Dumilah telah teratur dan cenderung "ngetrack" sampai di pos
1 sekitar pukul 14.30, kami pun beristirahat.
|
Gerbang Masuk Cemoro Sewu |
|
Istirahat di pos 2 |
Melanjutkan perjalanan dari pos 1 ke pos 2 sekitar pukul 15.00, dan kemudian
tiba di pos 2 Watu Jago, yang dipercaya sebagai makam dari Gatot Kaca,
sekitar pukul 16.00 dan istirahat sekitar 30 menit. Kami melanjutkan perjalanan ke pos 3 sekitar satu jam perjalanan dan tiba pukul 17.00 dan mempersiapkan persiapan untuk mendaki
malam. Kami langsung melanjutkan perjalanan yang sudah mulai menanjak
terjal. Sekitar pukul 19.00, masih dalam perjalanan
antara pos 3 dengan pos 4, kami mendirikan tenda tepat di punggungan
gunung Lawu dikarenakan kondisi fisik yang sudah mulai drop.
Menikmati Sunrise di sisi Lawu
|
Anis dan Jona |
Pagi yang indah di punggung gunung Lawu, sekitar pukul 05.00 diawali
dengan munculnya sang surya dari tempat peraduannya, kalo bisa dibilang
"its the best spots of Lawu" menurut saya. Kami banyak mengambil foto di tempat ini. Ya terutama sepanjang jalur pendakian dari tempat camp sampai pos 5. Kami mulai pendakian sekitar
pukul 09.00 dan tiba di pos 4 setengah jam kemudian. Di pos 4 merupakan
puncak dari punggung Lawu, banyak tempat landai namun sangat terbuka.
Dari pos 4 melanjutkan ke pos 5, di sini jalan agak landai. Di tengah
perjalanan terdapat pertigaan yang menuju ke Goa. Sampai di pos 5 20
menit kemudian. Jadi, tidak sampai 1 jam kami tiba di pos 5. Di sana
terdapat banyak warung dan ada sumber air serta pertigaan yang menuju
Sendang Macan, sayangnya ketika itu hanya H-6 sebelum Idul Fitri jadi
warung tutup semua, kecuali warung Mbok Yem, yang kebetulan juga bertemu
di Sendang Songo, saat mengambil air.
Setelah istirahat, kami pun beranjak ke puncak Argo Dumilah dengan meninggalkan carier kami tidak jauh dari pos 5.
Puncak kami datang
|
Perjalanan Menuju Puncak |
Perjalanan pun dimulai, kondisi jalur yang ditempuh berbeda dengan jalur
sebelumnya, agak berpasir. Sampai di puncak kami sekitar pukul 11.30,
dan kami beristirahat sambil berfoto. Di sana terdapat semacam tugu yang menandakan kami telah sampai puncak gunung. Sekitar 30 menit kami di atas, dan
kami pun turun mengambil carier kami dan menuju ke warung Mbok Yem.
|
Jalur Menuju Puncak |
|
Sendang Drajat |
Perjalanan Turun dan Wisata Ke Jogja
Di warung Mbok Yem kami istirahat, makan nasi pecel plus telor dadar dengan harga 5
ribu. Kami tidur sampai sekitar pukul 14.00 dan kemudian pamit turun.
Kami turun melewati sisi lain gunung, menuju pos pendakian Cemoro
Kandang dengan kondisi jalur yang 180• berbeda dengan jalur Cemoro Sewu.
Jalur turun lebih merupakan jalur alam dengan alas tanah dan sempit,
berbeda dengan jalur naik yang cenderung berbatu.
Di pos 4 jalur Cemoro Kandang, terdapat batu nisan para senior kami yang
terlebih dahulu "meninggalkan pesta". Kami sampai di pos pendakian
Cemoro Kandang sekitar pukul 18.00 berarti sekitar 4 jam dari warung
Mbok Yem. Dan catatan ketika turun bau belerang cukup lumayan tercium di deket kawah pos 3. Kami kemudian mencari tempat untuk bermalam, namun karena tempat istirahat di basecamp udah penuh, dan tempat yang tersedia cukup terbuka maka kami pun beristirahat menghabiskan malam di belakang warung tempat kami membeli makan.
Kami pun turun dari Cemoro Kandang dengan menyewa mobil pemilik warung,
10 ribu per orang sampai terminal Tawang Mangu. Sampai Tawang Mangu,
kami melanjutkan perjalanan ke terminal Nusukan. Dari terminal Nusukan,
lanjut jalan kaki ke stasiun Balapan untuk ke Jogja menggunakan kereta
Pramex, harga 9 ribu. Perjalanan 2 jam sampai stasiun Tugu, sampai di
sana kami menginap di rumah salah seorang saudara Gw dan menikmati
malam kota jogja, pergi ke Alun-alun kidul dan alor, serta Malioboro dan
angkringan tugu.
Kami pulang ke Jakarta pada sabtu sore dari stasiun Lempuyangan. Dan
tiba pada minggu pagi di stasiun Manggarai, lanjut ke stasiun Tj. Barat
dan jalan kaki menuju rumah saya.
|
Menikmati Jogja W/ Toni |
|
Di atas Pramex |