Kamis, 01 Agustus 2024

Jejak Langkah di Seberang Rumah (Part II : Riau)

Jejak langkah di seberang rumah

Ok, kita lanjut kisah tentang perjalanan gw ketika masih berada ditempat itu, kali ini kita turun sedikit dari Provinsi Sumatera Utara, yak kita kr Provinsi Riau. Oh ya, tetap disclaimer untuk nama nama daerah atau kota ataupun itu sebenarnya hanya kecamatan, karena gw ke sana taunya hanya berdasarkan nama cabang tempat gw kerja dulu.

Riau, kalau kata orang provinsi dimana atasnya minyak (Sawit) bawahnya juga minyak (Minyak bumi), di provinsi ini lumayan banyak lah yang gw kunjungi termasuk ada pulaunya juga, kalau diurut itu gw mulai dari perbatasan dengan Sumatera Utara yaitu Bagan Batu, Duri, Dumai, Bengkalis (Pulau Bengkalis), Pekanbaru, Lipat Kain, Taluk Kuantan, Air Molek, Belilas, Rengat, Tembilahan, Pelalawan (Pangkalan Kerinci).

1. Bagan Batu

Bagan Batu, kota yang udah mau sampe ke perbatasan Sumatera Utara, 2 jam kira kira dari Rantau Prapat, kalau dari ibukota provinsi Riau sekitar 7-8 jam perjalanan darat, mungkin kalau sekarang udah ada tol makin singkat. Dulu kalau mau ke sini, begitu naik travel pasti langsung minum antimo biar langsung tidur, bangun pas makan siang biasanya di daerah Duri, baru lanjut sampai ke Bagan Batu. Di sana ada hotel yang jadi satu sama supermarket yaitu hotel Suzuya, ya gak tau bintangnya berapa tapi cukup bersih dan nyaman lah ya, cari makan pun gampang juga karena dibawahnya ada food court gitu.


2. Duri

Kota kedua adalah Duri. Terkenal dengan perusahaan minyak asing yang ada dan buat komplek perusahaan sendiri di kota ini. Kotanya ramai, apalagi terakhir ke sana udah ada mall "Mandau Mall" yang bisa buat cari pilihan makanan. Kalau naik travel ke Bagan Batu pasti singgah dulu di sini buat makan siang, kalau dari Pekanbaru itu jaraknya sekitar 3-4 jam, tapi itu dulu, setelah adanya tol Pekanbaru - Dumai gak tau jadi berapa jam. Hotel di sini ada beberapa, tapi yang sering gw tempatin cuma Grand Zuri Duri aja sih, nah hotel ini termasuk lengkap sih karena ada gym sama kolam renangnya, sarapannya pun enak. Travel ke kota ini pun enak, biasanya mobilnya itu exclusive karena mungkin banayak bos-bos minyak yang travel ke sini ataupun Dumai.

3. Dumai

Kota yang sama dengan Duri, sama karena terkenal dengan perusahaan minyak yang ada di sana, ya benar kota Dumai. Kota ini juga lumayan banyak suplai buah durian ke negera tetangga, Malaysia dan Singapore. Jarak dari kota Pekanbaru sekitar 4-5 jam perjalanan sebelum adanya tol, setelah ada tol katanya hanya berkisar 2-3 jam. Kotanya besar dan lumayan ramai dengan ada satu mall ketika itu yang didalamnya ada KFC. Hotel di sana yang gw tau pernah dua yaitu Grand Zuri dan City Hotel, ya dua duanya termasuk udah hotel bintang 3 ke atas lah ya, jadi sarapannya pun enak.


4. Bengkalis

Kota Bengkalis ini udah bukan di pulau Sumatera lagi karena udah beda pulau, ya namanya sama pulau Bengkalis, tapi kayanya masih masuk provinsi Riau bukan Kepulauan Riau. Di sini gak banyak kegiatan yang gw ingat, cuma kalau makan malam kebanyakan seafood sama mie pedes gitu lupa namanya apa. Hotel tempat menginap dulu di Twin Hotel, ada juga hotel besar pinggir pantai namanya Hotel Marina.

5. Lipat Kain

Nah kalau kali ini gw gak tau ini statusnya Kota atau hanya kecamatan atau bahkan kelurahan, namanya Lipat Kain, ini tempat hanya kaya kota lintas gitu jadi yang rame hanya selintasan aja terus di sini juga kayanya gak ada penginapan pas gw ke sana, jadinya gw nginep kaya kos-kosan gitu dengan kamar mandi dalam yang cuma muat sendirian, makan malam pun susah karena gak banyak pilihan, tempat ini hanya 1 sampe 1,5 jam dari kota Pekanbaru.

6. Taluk Kuantan

Gw awalnya tau ini karena acara PON RIAU kalau gak salah tempat adanya olahraga perahu naga, dan kalau gak salah juga tim Persija juga dulu pernah bertanding di sini waktu lawannya tim PSPS. Di sini sebenarnya ada tempat menginap di tengah kota namun karena penuh gw jadinya agak keluar sedikit ya sekitar 10 menit dari tengah kota, tapi sayangnya pas malam agak susah untuk cari makan, jadi waktu itu cuma makan di tempat warung yang ada.

7. Pelalawan

Orang sana taunya pangkalan kerinci, tapi entah dari mana cabang itu disebut cabang Pelalawan, waktu di sini gw PP dari Pekanbaru, dikarenakan masih baru buka dan jarak tempuhnya hanya 1 - 1,5 jam. Di sana ada perusahaan besar yaitu RAPP usahanya pulp and paper.

8. Air Molek

Nah ini pun gw juga gak tau kalau ini adalah tingkat kota, kecamatan atau kelurahan, sama kaya Lipat Kain dan Belilas, ini hanya kaya kota lintas gitu yang hanya ada satu pasar atau tempat keramaian dan hanya ada satu tempat untuk menginap, ya lumayan sih gak begitu buruk dan dulu pas ke sini ada sate padang depan hotel juga ada tempat makan gak jauh dari pusat keramaian yang jual udang galah dan itu enak.

9. Belilas

Tempat yang gw juga gak tau terkait statusnya, di sini sekitar 3 atau 4 hari karena waktu itu bertiga dinasnya. Tim sebelumnya gak pernah nginap di sini, semua nginap di Rengat kalau gak salah jaraknya itu sekitar 1 jam, nah gw lah tim pertama kayanya nginap di kota ini. Nama hotelnya lupa itu apa namanya yang jelas ketika mau makan siang ataupun malam bahkan sarapan itu susah banget hahaha karena balik lagi kaya tipikal kota lintas

10. Rengat

Nah ini kalau gak salah statusnya kota deh, ini kota pertengahan antara Belilas, Air Molek dan Tembilahan, di sini ada hotel namanya Hotel Danau Raja tepat banget di depan danau gitu. Di sini mungkin sama kebanyakan kota sebelumnya, gak terlalu banyak jalan jalan di sini ataupun cari tempat makan cuma dari hotel - kantor - tempat makan dah gitu aja tempat makan pun cuma yang itu itu aja.


11. Tembilahan

Kota paling ujung di provinsi ini, kalau gak salah dari ibukota provinsi Pekanbaru itu sekitar 6 - 7 jam perjalanan. Kota yang terkenal karena banyaknya parit di sana. Kotanya termasuk ramai dan padat banyak hotel bintang 2 dan 3 termasuk hiburan malamnya. Di sini ada pelabuhan untuk ke pulau - pulau di provinsi Kepri termasuk ke Batam. Di sini buat cari makan gak susah karena emang beneran ramai, di kota ini juga terkenal dengan barang - barang second dari luar negeri.

12. Pekanbaru

Pekanbaru, ibukota provinsi Riau, kota modern kaya kebanyakan ibukota provinsi lainnya. Di kota ini biasanya gw dan tim menghabiskan waktu untuk perbaikan gizi istilahnya, makan enak, ke hotel enak, cari hiburan juga. Salah satu kota buat makan duren murah di kota selain Medan, di sini juga terkenal dengan pindang patinnya selain Palembang.

Nah itu jejak kaki gw di Provinsi Riau, kalau tempat wisatanya kayanya di sini hampir gak pernah nemu tempat wisata.. ok nanti lanjut ke part 3 mungkin ke Sumatera Barat kali yaaa... see you on the next post..

Minggu, 28 Januari 2024

Jejak Langkah di Seberang Rumah (Part 1 : Sumatera Utara)

Jejak langkah di seberang rumah

Jejak kaki gw yang ada dibeberapa kota dan coba gw jelasin kota tersebut dengan point of view, oh ya ini gw dapet ketika gw masih dinas di perusahaan itu bersama mungkin kawan kawan kantor terbaik selama 9 tahun terakhir dan sekarang jejak itu harus berhenti di tahun 2022 ini..

Oke kita mulai dari kota yang paling ujung, btw gw gak bisa tau mana itu kota atau kecamatan yaak jadi gw namain sesuai nama yang gw tau.. lets check it out!


Sumatera Utara

Di provinsi ini, gw udah ke beberapa tempat, ada Binjai, Medan, Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Siborong borong, Tarutung, Kisaran, Rantau Prapat dan Sibolga.. Oke gw jelasin dari paling Timur atau paling Selatan dulu yaa yaitu 

Sibolga

Gw ke sini sekitar bulan Juni tahun 2015, terbang dari Jakarta terus transit ke Medan, dari Medan turun di bandara Ferdinand L Tobing, dari bandara ke kota kurang lebih sekitar 45 menit.
Kota kecil dengan langsung berbatasan laut, lupa di sana makanan apa yang terkenal, yang gw inget diajak ke lapo sihombing yang ada di jalan sebelum lewatin terowongan yang katanya dari jaman penjajahan.
Gw nginep di salah satu hotel terlama dan lumayan besar, hotel Wisata Indah kalau gak salah, hotelnya langsung berbatasan laut.. Kira kira itu untuk kota Sibolga, next kita ke Tarutung dan Siborong Borong

Tarutung dan Siborong borong

Ini masih dalam satu perjalanan dengan Sibolga, gw stay di Siborong borong dan hanya semalam, Kota yang dingin entah bisa disebut kota atau hanya kota kecamatan. Menginap di salah satu hostel di pusat pasar dan dekat dengan terminal. Ketika lagi kunjungan ke konsumen, mampir lah ke kota Tarutung, asli perjalanan dengan view tebing dan sawah ditambah sungai macam lukisan anak SD, sayang di Tarutung gak sempat untuk coba berendam Air Soda atau air belerang mungkin ya.


Pematang Siantar

Siantarmen, kalau kata orang yang berasal dari kota Pematang Siantar, kota sebelum menuju ke Parapat kalau dari arah Medan. Di sini gw nginap di Hotel Horison yang kala itu masih jadi satu dengan sebuah supermarket (Hypermart kalau gak salah). Kota yang terkenal dengan roti Ganda, yaitu roti tawar (semacam roti Hotdog) yang diisi selai srikaya, selain ini ada kedai kopi Kok Tong, Lapo Silindung, juga Seafood Asean. Jangan lupa untuk naik bentor dengan motor BSA nya (Birmingham Small Arms).


Kisaran

Kota ini berjarak 4 jam dari Kota Medan, bisa ditempuh pakai mobil ataupun kereta. Kota dengan lumayan banyak penduduk ras Chinesenya, sayang gak sempat merasakan IMLEK di sana, cuma liat pas persiapannya aja. Gw nginap didua hotel yang berbeda, pertama di hotel Nusa Indah yang berada di luar kota dekat jalan trans dan di hotel Marina kalau gak salah. Belakangan gw baru sadar, kalau ini adalah kota kelahiran Kakek dari bokap gw, sayang gw belum sempat bercerita dengan beliau tentang kota kelahirannya. Kota yang dikelilingi perkebunan sawit. Di sini ada resto yang terkenal dengan menu Indomienya "Indomie Atok" namanya, ada di dekat stasiun Kisaran.


Rantau Prapat

Salah satu kota yang juga ramai di Sumatera Utara dan merupakan kota paling ujung disebelah baratnya yang kalau jalan 1 jam lagi akan berbatasan dengan Bagan Batu (Riau). Salah satu kota yang ada Bioskopnya, selain Pematang Siantar dan juga Medan. Di kota ini juga ada beberapa supermarket lokal kaya Suzuya yang juga jadi Mall di sana (ada 2 Suzuya) dan juga Brastagi, di supermaket Brastagi ini banyak makanan makanan import dari Malaysia dan Spore. Makanan di tempat ini terkenal sama Miso nya tapi gw lupa warung yang enak apa namanya, di sini juga ada roti kaya roti ganda yaitu toko roti Double Bread namanya (terjemahan dari Roti Ganda), selain itu ada tukang mie ayam di simpang 6 yang bukanya hanya pagi sampai siang (saking larisnya), and the last itu ada kedai kopi Akur, tempat orang orang ngechill di waktu sore, kopi susu dan roti bakar selai srikaya jadi andalan kedai ini. Perjalanan dari Kota Medan ke kota ini memakan waktu sekitar 8 jam baik naik mobil ataupun kereta. Di kota ini untuk hotel juga lumayan ada pilihan yang sejajar lah untuk bisa tidur ada Suzuya, Permata Land (ada Gereja di sini) dan juga Platinum Hotel. Terakhir ke sini kalau gak salah medio 2017 deh.

Tebing Tinggi

Kota yang lumayan dekat dengan kota Medan, apalagi sekarang sudah ada jalan tol. kalau dari kota medan sekitar 2 jam lah ya kalau gak lewat jalan tol. Di kota ini dulu pertama kali nginapnya di hotel Malibou, hotel kelas bintang 2 kali ya, di sebelahnya ada nasi lemak yang enak dan seberangnya dulu ada ramayana, kedua kalinya nginap di Ray Inn dekat sama restoran India. Oleh oleh yang khas dari sana adalah roti kacang rajawali.


Lubuk Pakam

Kota paling dekat dengan kota Medan, bahkan kalau gak salah bandara Kualanamu ada di kota ini, gak banyak explore di kota ini karena dulu PP dari Medan ke Kota ini dan seinget gw cuma sekali ke kota ini dah.


Binjai

Kota Binjai, sama dengan kota Lubuk Pakam, merupakan kota yang dekat dengan kota Medan, namun hanya berbeda letaknya saja. Pertama kali ke sana bareng Co Le, nginap di hotel Kardopa dan kalau gak salah sempat ke Stabat juga cuma periksa pos doang abis itu pulang. Ada Mall namanya Binjai Mall dan stasiun kereta di sana. Kalau gak salah ingat itu ada 3 kali gw ke sana, bareng Co Le, Komik Vilia, Nose dan Kak Sef, tapi cuma yang pertama doang nginap di sana, sisanya PP ke kota Medan naik kereta dan turun pas di belakang kantor. 


Medan

Medan, kota yang gak akan habis kalau kuliner. Pertama ke sana kalau gak salah itu pas 2015 bareng Epit sama Yoshar, tapi cuma transit karena tujuan awalnya itu ke Rantau, Kisaran sama Tebing. Pertama kali cuma bisa makan duren Ucok, martabak piring di selat panjang, roti tissu dan sate padang di samping bank Panin Lapangan Merdeka sama beli bolu Meranti. Nah yang kedua bareng Co Le, baru dah kita kulineran dari soto sinar pagi, soto kesawan, bihun kari tabona, seafood wajir, nasi goreng pemuda, dimsum di nelayan resto, nasi kapau uni emi, ditambah nemu makanan enak bareng Vilia dan Komik yaitu ayam goreng RM Gumarang. Hotel langganan dulu adalah di Hotel Hermes ya walaupun biasa aja tapi lokasinya lumayan enak buat kulineran dan gak jauh dari supermaket Brastagi (tempat snack luar negeri berada), tapi pernah juga di Swiss Bell Inn yang di jalan Surabaya dan juga di Santika Dyandra.


Nah itu jejak kaki gw di Sumatera Utara, kalau tempat wisatanya udah ada dipost gw yang lain.. ok nanti lanjut ke part 2 mungkin ke Riau dulu kali yaaa... see you on the next post..

Selasa, 25 April 2023

Singgah Sejenak : Berkumpul bersama (Lagi)


Bulan Juli kemarin, tepatnya tanggal 05 Juli 2022, gw resign dari tempat sebelumnya dimana ada Group yang selama 9 tahun bersama, mungkin sekitar selama 9 bulan gw gak ketemu teman teman yang ada di Group itu, sampai akhirnya tanggal 18 April 2023 kemarin kita ketemu lagi di acara buka bersama. 

Di awali dengan Apet yang mau adanya bukber tapi gak mau ngurusin, Bostet akhirnya bilang ke gw untuk minta tolong di arrange acara itu, satu sisi gw udah bukan bagian dari Group itu dan lagi bingung dengan rencana outing di tempat yang baru ini, satu sisi pengen juga ketemuan, yaudah gw coba cari cari cafe cafe di sekitaran Tebet dan gw yakin sih mereka pasti mau ikut aja. Akhirnya ketemu lah cafe Etera di  Tebet dan puji Tuhannya masih available untuk acara Bukber. Setelah semuanya oke, gw book langsung cafe itu untuk 15 orang dan bayar DP.

Hari H, gw masih ada kerjaan yang gw pun gak ngerti gimana cara nyelesainnya dan akhirnya gw telat dateng, baru sampai sana jam 18.00. Tapi itu gak berpengaruh karena gw bisa ketemu teman teman gw yang dimana gw bisa jadi diri gw sendiri dan agak kaget ketika ada Jange sama Vilia di sana orang yang gak disangka akan dateng juga. Sayang masih kurang lengkap karena gak ada mas Adi dan Komik juga Ebi, Yoshar dan Kak Sef, tapi paling gak gw ngerasa seneng banget ketemu mereka lagi ada perasaan yang balik lagi dan bahagianya itu beda. Kalau kata Vilia, gw lagi pulang ke kampung, iya mungkin perumpamaannya kaya orang pulang kampung buat recharge ketemu orang tua dan keluarga menghilangkan penat yang ada, ya walaupun cuma sebentar tapi itu berasa banget. Sebentar banget? ya jam 19.30 kita bubar karena gak semua libur besoknya, tapi sebagian masih nongkrong lagi ke Kopikok.

Seneng? Banget! Kenapa? Bisa ketemu temen temen yang pernah jadi 24/7 ketika dinas. Hal yang paling buat berkesan adalah ketika Lala dateng dan kaya salaman erat gitu saling tanya kabar gimana rasanya kaya masih anak baru yang waktu itu masuk terus diajarin sama dia, apalagi pas pulang Lala sama Bostet bilang makasih karena udah diurusin untuk acara itu, after gw cabut jarang dari mereka yang buat acara gitu. Dan yang paling penting adalah kita yang gak pernah berubah dari becandaan dan cerita yang dibuat, gak ada rasa sombong akan prestasi yang didapet sekarang, cuma ada cengcengan akan masa itu, kabar tentang keluarga dan tertawa akan kebodohan kita.

Entah kapan lagi bisa ketemu sama mereka, ya walaupun waktu masih jadi bagian mereka gak jarang ada konflik sama mereka. Mungkin benar katanya Tulus kalau Rindu itu baik untuk kita dan katanya Project Pop untuk Ingat hari ini.

Semoga kalau ada acara kumpul lagi ada tambahan temen temen yang kemarin gak bisa ikut.

Ada pepatah bilang kalau misalkan temenan udah lebih dari 7 tahun maka akan abadi, ya semoga pepatah itu benar.


Sampai ketemu lagi teman teman, See you when I see you


Salam


Rabu, 22 Maret 2023

Atambua : Ladang Hijau Fulan Fehan

Sebenarnya perjalanan ini udah 2 tahun lalu, ya tahun 2017 sekitar bulan Maret. Saat itu gw dinas di kota paling timur selatan Indonesia dekat perbatasan Timor Leste, ya Atambua.

Salah satu tempat wisata yang terkenal di sana adalah Fulan Fehan dan Pos Lintas Batas di Motaain. Dua duanya gw kesana, untuk pertama gw akan ke Fulan Fehan dulu.

Perjalanan

Waktu itu gw nginap di hotel Matahari, yang kalau kata temen temen gw di tahun itu merupakan salah satu hotel yang lumayan untuk ditempatin. Jarak dari hotel ini ke destinasi fulan fehan berjarak sekitar 1 jam 30 menit dengan naik motor. Saat itu, gw sewa motor dari hotel, seinget gw harganya 100 ribu tapi gak lepas kunci. Oh ya perlu diingat cuaca kalau lagi musim panas lumayan terik.
Perjalanan menempuh waktu kurang lebih 90 menitan deh, jalanan mulus dan bagus sampai ke awal tempat pendakian, jadi Fulan Fehan ini ada di atas bukit. Dari perempatan ke atas jalanan parah dan rusak, bebatuan gak rapi. Nah setelah melewati bebatuan baru kita liat hamparan luas ladang hijau rerumputan.

Di Atas Bukit

Nah di atas bukit, terhampar ladang hijau nan luas bersamaan banyaknya kuda liar dan sapi liar (liar karena gw sih gak liat bapak penggembala). Nah di sini banyak spot foto yang bisa buat feed IG lo bagus lah. Modelnya sama kaya bukit teletubbies di banyak tempat kaya di Luwuk Banggai ataupun Bromo. Jadi kita ke sana hanya bisa buat foto (Gw sih sama Leo) gak tau kalau yang lain. Jadi palingan kalo ke sini bisa siang siang gitu deh.

Me and Land

Pemandangan atas bukit Fulan Fehan

Tanda masuk berbelok menanjak ke atas bukit

Air Terjun Mauhalek

Nah pas perjalanan pulang, kita sempet mampir ke air terjun, agak jauh sih mungkin pertengahan jalan antara kota dan fulan fehan. Tapi ya gw sih ngerasa gak cozy sih, tapi asik sih satu hari bisa dapat dua tempat wisata.
Warterfall situation

Perjalanan ke bawah

Pintu Masuk Air Terjun Mauhalek


Kelompok itu bernama ' Joy Adventure'

Masa muda yang penuh gejolak dan keinginan untuk mencapai suatu yang tidak biasa, mungkin itu yang mendasari berkumpulnya kami. Berkumpul mungkin sejak usia 6 atau 7 tahun dan berlanjut hingga saat ini.
Berawal dari Gentur dan Toni yang merupakan aktivis pencinta alam di sekolahnya, maka mereka mulai menularkan hal itu ke temen temannya, lalu bergabung dengan itu ada Gw (Ava), Jonathan (Jona), Chris (Moncos) mulai merencanakan pendakian pertama kita ke Gunung Gede pada tahun 2008. Dan berawal dari sana kita mulai bertambah dengan teman teman yang menyukai keinginan yang sama.
Nama 'Joy Adventure' sendiri diambil karena kita ada untuk menshare 'Joy" yang ada dari Tuhan dengan cara petulangan (Adventure) kita (menurut gw ini sih ya). Dan ada selalu cerita ditiap perjalanannya, entah yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Kami pun mempunyai berbagai karakter yang sudah paham akan satu sama lainnya ketika hal itu muncul di antara kami. Entah pada akhirnya "'Waktu' yang perkasa di puncak perjalanan kami atau kah kami yang akan tetap berada di Puncak bersama dengan Waktu itu".

2008 - Gunung Gede


(Ki-Ka) Anis, Tony, Chris, Gentur (duduk), Jona, Gw (duduk)


Awal perjalanan dimulai tahun 2008 dengan personil Gw, Anis, Jona, Tony, Gentur, Chriss. Mulai berangkat dari jalur Gunung Putri dan turun ke Cibodas. Dan ini merupakan puncak pertama yang gw taklukin.

2009 - Gunung Lawu

(Ki-Ka) Gw, Chriss, Dito, Jona, Anis (berdiri), Gentur (berdiri)

Mencoba untuk berpejalanan lebih jauh, kali ini mencoba ke Gunung Lawu dengan tambahan personil Dito, yang juga adek gw. Diselingin wisata di Solo dan Jogja, kami pun sampai ke puncak Lawu.

2010 - Gunung Ceremai

Kembali menaklukan Jawa Barat dengan puncak tertingginya. Tambahan personil Lina (Aming) yang merupakan teman dari Toni. Salah satu gunung yang menguras tenaga, harapan dan juga mental.

2011 - Gunung Merbabu

Ki-ka : Jona, Dito, Toni, Gentur (atas), Anis (Bawah), Gw, Lina

Pos Helipad
Pertama kalinya tim ini tidak foto di Puncak, bukan karena alam, tapi karena kesiapan kami yang belum begitu matang. Berangkat dari Semarang, dan pulang gw terpisah dari rombongan, yang lain niatnya ke Solo tapi akhirnya naik omprengan sampe Jakarta, sedang gw menuju Semarang lagi.

2012 - Gunung Sindoro

Setelah pertama kali tidak mencapai puncak, untuk pertama kalinya gw absen dari Tim pendakian ini, dan mereka tetap support apapun keputusan waktu itu.

2013 - Gunung Gede dan Semeru

 Setelah absen di 2012, yak gw kembali ke tempat dimana gw ada seharusnya, ya di Joy Adventure. 2013, tahun pertama gw kerja dan gw kembali mengeksiskan diri gw kembali ke Puncak. Pendakian ke Gunung Gede di bulan Agustus jadi berkesan banget karena adik kecil gw, Priska, ikut juga bersama rombongan ditambah Tasya dan Damai. Ketiga anak di keluarga gw telah menikmati Puncak gunung. Berangkat dari Cipanas jam 02.00 Pagi dan sampai di Surya Kencana jam 12.00 siang, ketika pulang, adik gw, gw tinggal karena jam 02.00 pagi seninnya, gw harus udah di bandara untuk tugas ke Palu.
Dan di bulan November (Kalau gak salah ingat), gw absen ke Puncak Mahameru


2014 - Gunung Prau

Trip jalan jalan haha.. Naik gunung yang 2 jam sampe di puncak, mungkin kalo diliat cuma kita doang yang berpelengkapan camping dan hiking banget.. banyak tambahan personil di sini dan ada juga yang gak ikut..

2016 - Gunung Semeru

Kali kedua gw gak sampai di puncak setelah Gunung Merbabu, dan gw nyesal belum pernah sampai di puncaknya hanya sampai di pos kalimati.. Berharap bisa kembali lagi dan berada di puncak Mahameru serta menikmati Ranu Kumbolo.

2017 - Gunung Pangrango 

Dan kembali gw melewatkan pendakian di tahun ini, dan mungkin Gunung Prau akan menjadi puncak terakhir gw setalah gagal di Semeru dan absen di Pangrango.


“Tak ada pesta yang tak usai. Tapi selalu ada pesta lain di tempat yang lain. Temukan pestamu dan pastikan ia takkan pernah usai.”


Fadil Timorindo

Jangan pernah berhenti mencapai puncak!

Sabtu, 30 November 2019

Sejenak di Matantimali dan Bukit Hijau di Luwuk Banggai



Juli 2019 ini gw kembali ke Sulawesi Tengah.. after gempa dan tsunami hebat di kota Palu, gw kembali ke tempat ini bersama Feliks dan Om gito.. Kota ini dulu mungkn terkenal dengan wisata lautnya, tapi kalo ini gw coba untuk ke tempat yang beda..

Matantimali

Destinasi pertama gw adalah ke Matantimali, destinasi ini lebih terkenal sebagai tempat paralayang di pinggir kota Palu. Perjalanan cukup sebentar sekitar 2 jam perjalanan. Tracking jalan yang cukup menyusahkan untuk mobil sekelas Evalia, terutama 1/4 perjalanan sehabis lepas aspal dari dusun. Beberapa titik adanya longsor dan sudah dibenahi oleh warga sekitar, namun harus ada partisipasi dari pengguna jalan.

Ketika sampai di atas puncak bukit Mantatimali, kita disuguhkan oleh pemdangan yang indah ke arah kota Palu. Di tempat ini juga terdapat lapangan yang luas mungkin digunakan untuk start paralayang, namun kalau menjelang sore banyak juga orang yang bangun tenda di tempat ini. Ya sekadar untuk lepas penat, sambil ngopi dan makan indomie di atas dengan udara yang mendukung. Di sekitaran lapangan juga ada warung untuk kita yang cuma sejenak singgah untuk beli makanan dan minuman sambil "chill out" kalo kata anak sekarang.
Paralayang Wahyu (Mungkin itu nama tempatnya)

Lapangan luas untuk camp dan start paralayang

Sunset dengan kota Palu
Setau gw, di sana untuk masuk memang bayar namun gak seberapa mahal kok, dan agak susah untuk lahan parkir mobil, untuk motor pun susah juga sih kalau nanti agak ramai. Tapi overall, tempat ini cukup enak buat nongkrong dengan suasana dingin.

Bukit Hijau

Untuk destinasi kedua ini, udah beda kota, kali ini di Luwuk Banggai. Destinasi ini kalau di sana terkenal dengan nama Bukit Teletubbies, ya dibilang gitu karena sama dengan bukit di acara tv Teletubbies. Kota Luwuk itu terdapat di pinggir laut pulau sulawesi.
Sebenernya kita pengen ke Pulo Dua, tapi karena lumayan jauh dan kita bangunnya siang, maka gak jadilah ke sana, dan biar gak terlalu bosen di hotel, kita putusin ke bukit "Teletubbies" karena lebih deket dari kota.
Sebenarnya ini cuma bukit biasa dengan banyaknya rumput ilalang yang terhampar luas, cocok lah untuk menuhin feed IG. Jalan ke sana cuma 30 menit, sebenernya mah cuma 10 KM dari kota tapi karena jalanan yang rusak dan menanjak jadi agak lama.
Di sana gak ada apa apa cuma ladang hijau luas yang juga jadi jalan utama masuk ke desa.
Pemandangan 1

Pemandangan 2

Pemandangan 3
 Yah kalau ke bukit ini sih tujuan utamanya cuma foto foto doang, gak lebih karena gak ada apa-apa juga, makanya cuma 30 menit di sini, terus ke pantai KM 5 untuk ngemil Indomie goreng after mandi dilaut dan makan pisang goreng pake sambel.

Jumat, 23 November 2018

Berdua ke Ulun Danu Beratan Bedugul

Sebenernya gak berdua tapi sekeluarga besar dari istri gw, tapi mungkin ini kali pertama kaya jalan jalan bersama istri gw.. mungkin lagi nyiapin project buat jalan bareng berdua entah kapan, tapi semoga bisa terwujud.. My grand holiday project adalah nyusurin pulau Flores dari Larantuka sampai Labuan Bajo itu di Indonesia, kalo buat Internasionalnya, maybe Christmast in Switzerland..

Kali ini gw liburan beneran, bukan manfaatin waktu libur pas dinas.. hehehe
Hari minggu, jam 10 pagi kita mulai jalan ke Bedugul dari Denpasar. jarak yang cukup lumayan sekitar 53 KM tapi ditempuh dalam waktu 4 jam..
Sampai di sana kita langsung mampir salah satu cafe dengan Lake View..

Menikmati Danau


Ulun Danu Beratan
Setelah makan, kami pun mulai menuju danau dan lumayan dingin udaranya. Ciri khas tempat wisata dengan udara dingin adalah pasti ada tukang jagung bakar, dan tentu saja hal itu pun ada di pinggir danau ini. Mungkin baru pertama kali yaa, makan jagung bakar tapi gak sama tongkolnya, tapi sama pedagangnya udah diiris jadi otomatis kita langsung makan dagingnya aja. Harganya standar kok, kalo gak salah inget sekitar 10 ribu per pcs.
Selaha makan jagung, yang lain mulai naik perahu boat buat keliling danau, dan kita pun gak mau kalah juga dong.. We dont know about the dealing perahu dan foto at the first time, but we get disppointed after kita keliling danau tadi..
Buat bayar speedboat it's okay sekitar 125 ribu per boat kalo gak salah yah, but ketika mau ambil foto kalo gak salah itu sekitar 10 ribu per satu file foto, kita harus tebus semuanya!!!
Misalkan aja kalo ada 10 foto yang diambil (we dont know about the quality,gak usah liat komposisi warna atau letak, yang penting blur atau ngga, its enough) berarti gw mesti bayar 100 ribu buat dapetin foto yang dimau kalo nggak ya udah diapus semua, padahal waktu deal pertama tukang fotonya bilang bisa milih dan mereka gak mau fotoin pake handphone karena takut jatuh katanya...
Hal yang buat gw sih agak kecewa..
Oh ya, di sana ada satu pura yang di atas air dan bisa jadi background foto yang bagus.. tapi itu cuma bisa kalo misalkan lo masuk lewat restoran apa gitu, nah karena gw gak masuk lewat situ jadi gak bisa foto..

So, kalau mau ke sana siapin jaket karena adak dingin dan deal sama tukang foto dan perahu harus jelas kalo mau keliling danau..
Pelabuhan dan speed boat yang akan digunakan buat keliling danau