Kamis, 31 Desember 2015

Moment from the P(ast)ost

Di hari terakhir 2015, gw mau share tentang momen yang best menurut salah satu web yang masuk ke salah satu medsos gw!
Kenapa gw buat kaya gini, karena tahun ini gw mulai buat salah satu akun di medsos ini sekalian flash back atau #throwback aja. Ini hasil menurut http://2015bestnine.com/avaprihast?c=1&t=-420

The Best Nine from 2015

The Naration (start from upper left side to the middle)

  1. I was recorded one of tricky skill from ex Indonesian National Futsal Team, Beny Hera. He got one of his tricky skill. Dia merupakan salah satu pemain futsal yang jadi idola gw dan inspirasi gw main futsal sampe saat ini.
  2. The Second, Tim futsal ABFII Perbanas yang mencoba berkumpul kembali setelah sekian lama ga kumpul bareng dan akhirnya maen sepakbola bareng di Stadion Ciracas. Walaupun ga semua bisa kumpul but gw ngerasa bersyukur banget bisa kumpul dan main bareng mereka. Already miss them.
  3. First duty trip for this year. This photo was taken at Wisata Bahari Lamongan. The best resort in the town. 
  4. The homepage of my blog. Mencoba menulis dari tahun 2014 dan akhirnya berlanjut sampai sekarang. Semoga masih bisa berlanjut sampai tahun tahun berikutnya.
  5. Foto dari jalan Braga. Salah satu kota yang membuat gw kangen untuk dateng lagi karena tempat ini cukup buat gw tenang dan banyak kenangan di kota ini. Dan jalan ini merupakan salah satu tempat dengan pemandangan kota tua di kota ini.
  6. Salah satu foto pemandangan yang coba dipost, kalo ga salah ini salah satu foto yang diambil pada waktu baksos GKJ Eben Haezer ke daerah Salatiga. Bersyukur masih bisa ikut ambil bagian dan berbagi sama orang-orang nan jauh di sana.
  7. Life is got the beer and music, itu judul foto ini. Foto ini diambil ketika launching album bang NTRL. Merasa balik lagi ke dunia yang udah lama ditinggalin, nonton musik punk dengan ditemanin beer tapi kali ini ga ikut moshing cuma jadi penikmat kali ini, semoga bisa berulang di tahun - tahun berikutnya.
  8. Foto dengan salah satu hobby yang coba dirintis dengan usaha sendiri. Sepeda phoenix yang saat ini udah ga keurus tapi masih ajib dan jadi daya tarik ketika gw mulai genjot ini sepeda.
  9. Last but not least, foto pantai di daerah ujung Sumatera Utara, ya di Kota Sibolga. Foto yang diambil dengan kamera hape dengan sedikit intrik, tapi emang pantainya bagus walaupun ga sempat mandi di sini.
Yap, there is my top nine photos from my instagram (@avaprihast). Follow me or check out my instagram, if you interest to see my journal by the post.


Selasa, 15 Desember 2015

Makan makan di Kota Medan

Kali ini masih mau bahas tentang makanan tapi beda kota, namun masih satu provinsi. Yap, di kota Medan, ibukota provinsi Sumatera Utara. Mungkin ga banyak tapi gw coba untuk kasih referensi aja.

1. Kari Tabona

Rumah makan kari tabona, di sini unggulannya yaitu daging ayam/sapi yang dimakan pake kuah kari dan juga bihun (lupa pake nasi/lontong). tempatnya berada persis di belakang hotel Hermes. Bukan cuma kuah kari di sini juga ada mie pangsit. Jangan lupa kalo pesen, bilang pake darah atau nggak, soalnya gw juga ga tau itu darah apa.
Kari Tabona

2. Nasi Goreng Pemuda

Nasi goreng ala melayu dengan tambahan lauk sate kerang yang cukup murah dengan porsi yang luar biasa. Tempatnya ada di seberang hotel Hermes, buka sekitar jam 6 dan cukup rame dengan parkir yang padet.
Nasi Goreng Pemuda

3. Resto Nelayan Merdeka Walk

Mungkin sama dengan konsep resto pada biasanya tapi di sini kita bisa nemuin pancake durian buat hidangan penutup. Tempatny ada ditengah  Merdeka Walk
Dessert Di Resto Nelayan, Pancake Durian

4. Martabak India

Lupa apa nama martabak indianya, tapi tempatnya ada di samping bank Panin depan Merdeka Walk. Di sini tempat makan tenda dengan menu khas india dan yang terkenal yaitu roti tisunya.

5. Martabak Piring

Salah satu jajanan khas kota Medan, yaitu martabak piring. Bentuknya mirip kaya kue lekker atau martabak tipis kering. Yang khas adalah cara masaknya yang pake piring besi dan dimasak dengan bahan bakar kayu. Kalo mau pesen mending sekaligus banyak karena yang antri dan pesen juga banyak. Tempatnya di jalan selat panjang di belakang hotel Swiss Belinn.
Martabak Piring

6. Seafood Wajir

Warung tenda seafood yang rame di kota ini. Tempatnya ada di belakang hotel hermes ga jauh dari tempat makan Kari Tabona. Temaptnya rame sampai-sampai waiting list terus buat makan dan kalo mau pesen makanan mending sekalian aja apa yang mau ditambahin, karena kalo mau nambah akan lebih lama secara yang dateng ga berhenti - berhenti.
Makan Seafood di Wajir Seafood

7. Rumah Makan Padang Umi Emi

Rumah makan padang yang terkenal dengan ayam goreng hangatnya. Tempatnya agak lupa karena agak ke tengah kota, tapi kalo kita tanya betor (becak motor) udah pasti tau kok mereka.

8. Soto Sinar Pagi Medan

Sebenernya saya belu pernah coba walaupun udah dua kali ke Medan. Tapi tetep saya masukin ke referensi karena soto ini emang terkenal dan hanya tahan sampai jam 2 karena selebihnya udah pasti abis.

9. Soto Kesawan

Salah satu soto khas Medan yang cukup terkenal walaupun ga setenar soto sinar pagi. Tempatnya ga jauh dari hotel Hermes, jalan kaki ke arah Merdeka Walk.
Soto Medan ala RM Soto Kesawan

8. Durian Ucok

"Belum Ke Medan kalo belum ke Durian Ucok" mungkin itu salah satu jargon di tempat ini. Durian sepanjang masa dan ga ada habisnya. Buat yang ke kota ini udah pasti tau tempat makan durian yang terkenal dan puas untuk makan durian. Kenapa puas? karena untuk durian yang ada di sini udah pilihan pakar durian dan kalo misalkan duriannya rusak bisa langsung diganti di tempat. Di sini duriannya juga bisa dibungkus dibawa pulang dengan packing khusus biar bisa masuk pesawat kalo misalkan pulangnya naik pesawat.
Durian khas Durian Ucok

Oh ya, kalo ke sini jangan lupa beli bolu meranti dan kalo mau mampir cari cemilan import bisa ke supermaket brastagi.

Senin, 07 Desember 2015

Mencoba Makanan di Kota Sibolga dan Pematang Siantar

Di tulisan kali ini gw akan coba review beberapa tempat makan di Kota Sibolga dan Kota Pematang Siantar. Ini yang gw tau dan pernah gw datengin.


1. Rumah Makan Sihombing

Rumah makan Lapo ini terletak di kota Sibolga (kurang lebih 8-10 jam perjalanan darat dari kota Medan). Rumah makan untuk pencinta daging babi yang terkenal di kota. Mungkin masakannya sama dengan di lapo-lapo pada umumnya namun di sini yang paling ramai kalo pas jam makan siang.

2. Mie Pangsit Awai

Tempat makan mie pangsit (ayam) paling terkenal di kota Pematang Siantar (2 - 3 jam perjalanan darat dari kota Medan). Masih berhubungan dengan daging babi untuk pangsitnya, sedangkan untuk yang ga suka bisa makan mie ayam jamurnya. Mungkin perbedaanya hanya ditoppingnya aja. Mie pangsit yang harus dicoba kalo lagi ke kota ini. Tempatnya ada persis di tengah kota Pematang Siantar.

3. Lapo Silindung

Masih di kota Pematang Siantar, lapo atau rumah makan khas batak Silindung merupakan yang ramai di kota dan mungkin best in town. Masakannya hampir sama dengan lapo pada umumnya, mungkin karena rasanya masakannya aja yang beda (maklum saya ga makan daging babi). Kalo ke sini jangan lupa minum semacam root beer merk Badak.

4. Roti Ganda

Sekilas terlihat sama aja kaya toko roti biasa, yang beda mungkin dengan selai srikayanya. Di kota Pematang Siantar, toko ini menawarkan roti dengan selai srikaya yang ajib banget! dengan harga yang cukup murah (lupa berapa harganya). Roti fresh from the oven dioles pake selai srikaya yang juga mungkin masih anget-anget. Misalkan ga suka selai srikaya, bisa pesen juga yang pake meses. Kita juga bisa bawa pulang selainya buat oleh-oleh tapi cuma tahan 1 minggu itu pun harus di dalam kulkas. Tempatnya ga jauh dari mie pangsit awai.

5. Kopi Kok Tong

Kedai kopi yang udah puluhan tahun berdiri di kota Pematang Siantar dan mungkin referensi tempat ngopi di kota ini. Tempatnya ada ada 2 yang asli ada di tengah kota dan cabangnya ada menjauh di dari tengah kota (tempat yang gw datengin).

6. Kopi Aroma

Kedai kopi yang cukup terkenal juga seperti Kok Tong. Tempatnya ada di tengah kota, deket deketan sama mie pangsit awai dan roti ganda. Di sini kaya kedai kopi kebanyakan tapi yang terkenal adalah selai srikayanya. Banyak orang yang bilang lebih enak selai srikaya di tempat ini. Di sini juga bisa bungkus selainya (lebih mahal dibanding selai roti ganda).

7. Rumah Makan Grand Asean

Rumah makan dengan menu seafood yang best in town di Pematang Siantar. Tempatnya ga jauh dari kedai kopi Kok Tong.

Oh ya kalo ke Pematang Siantar jangan lupa naik becak motornya. 
Birmingham Small Arm (Becak Motor di Kota Pematang Siantar)

Minggu, 06 Desember 2015

Ber 'weekend' di Bukittinggi

Perjalanan yang kedua ke Sumatera Barat, kali ini gw pergi ke Kota Solok, sekitar 2 jam dari Kota Padang. Dari Solok, gw udah rencanain buat weekend di Bukit Tinggi, kali ini trip gw bareng sama feliks.

Perjalanan Ke Bukit Tinggi

Minggu pagi, gw sama feliks berangkat naik mobil ke arah Bukit Tinggi. Perjalanan kurang lebih sekitar 2 jam kalo lancar, tapi kalo macet ya sekitar 4 jam lah. Gw berangkat sekitar jam 9, karena telat bangun, kenapa pagi karena kalo siang itu macet dan takut ga kekejar ke tempat wisatanya.

Perjalanan yang melintasi berbagai bentangan alam, dimulai dengan keluar kota Solok, udah ketemu danau Singkarak hampir sampai setengah perjalanan. Danau yang terkenal dengan event internasional 'Tour De Singkarak'. Menyisir danau Singkarak sampai ke kota Padang Panjang. Di kota ini udara dingin udah mulai terasa. Hampir sampai kota Bukit Tinggi, terjebak macet di perempatan pasar yang agak kacau dan cukup menghambat sekitar satu jam, di sekeliling banyak yang jual keripik sanjai atau keripik pedes khas Sumatera Barat.

Begitu masuk kota, kita disambut patung sang proklamator dan bapak koperasi Indonesia Drs. M. Hatta, yang merupakan kota kelahiran beliau. Sesampai di kota sekitar jam 12 siang dengan keadaan kota yang padat dengan parkir mobil berjejer dipinggir jalan, gw sama feliks langsung menuju ke tempat makan yang lumayan terkenal. Kami mau makan itik lado mudo di deket ngarai. Feliks sebelumnya udah pernah ke sini jadi dia rekomendasiin ini tempat makan. Tempat makannya ini dideket tempat wisata 'GreatWall' atau Junjungan Koto Gadang, ga jauh dari tempat masuknya lurus sedikit nanti di sebelah kiri ada warung makan yang ga begitu besar.

Dan akhirnya kita makan di sana. Itiknya ga keras dan lumayan pedes juga berminyak ciri khas masakan minang, selain itu juga timun yang dikasih di sini enak kaya ditambahin garam gitu. Harga buat satu potong itik sekitar 40 ribu, ya cukup lumayan tapi worth it lah. Dan setelah makan, mulai lah perjalanan ke tempat wisata dimulai.

Lobang Jepang

Tempat pertama yang gw singgahi adalah Lobang Jepang, ga jauh dari tempat makan tadi sekitar 500 meter, gw sampai di pintu masuk 3. Gw masuk dari pintu ini dengan bayar ga lebih dari 10 ribu, gw lupa berapa tepatnya. Sekilas tentang Lobang Jepang ini, tempat ini merupakan markas tentara Jepang sewaktu di Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Lubang_Jepang_Bukittinggi
Di dalemnya ada beberapa semacam kamar yang masing masing udah ada fungsinya dari dapur, tempat tidur, penjara, sampai kaya ruang penyiksaan. Lobang Jepang sendiri udah dipugar dan mungkin tinggal stuktur tempatnya aja yang masih asli karena di sana udah ada beberapa penambahan seperti lampu penerangan dan pinggiran tembok yang udah dilapis kembali.
Dari pintu masuk 3, kami ke arah pintu utama, sebelum sampai pintu utama, kami dihadang oleh tangga yang anak tangganya lumayan dan sudutnya cukup miring. Sampai di mulut gua, kami neduh sebentar karena hujan gerimis, begitu hujan reda kami langsung ke atas dan langsung disuguhin sama pemandangan Ngarai Sihanok. Di deket pintu utama ada semacam menara pandang, dan kami langsung ke sana buat ngeliat Ngarai dari menara. Hasilnya? LUAR BIASA.
Udah puas foto-foto di sini, kami lanjut ke tempat wisata berikutnya.
Kurang Lebih Gambaran Peta di dalam Lobang Jepang

Pintu Masuk 1
Salah Satu bentuk Vandalisme

Suasana di dalam lobang
Berlatarbelakang Ngarai Sianok (Foto dari tempat menara)

Junjungan Koto Gadang 'The Great Wall of Koto Gadang'

Setelah dari Lobang Jepang, gw coba turun ke arah ngarai, di situ ada tempat yang yang namanya Junjungan Koto Gadang atau bisa disebut The Great Wall of Koto Gadang, kenapa disebut The Great Wall karena bentuknya dibuat mirip kaya The Great Wall of China walaupun ga sejauh dan sebesar aslinya.
Di tempat ini kita akan naik tangga dan akan disuguhi pemandangan Ngarai Sianok, ada beberapa tempat pemberhentian sebelum sampai di puncak.
Tugu Masuk



Jembatan Gantung sebelum mulai ke anak tangga

Puncak Junjung Koto Gadang

Vandalisme LAGI

Kebun Binatang Padang dan Benteng Fort de Kock

Selesai mendaki tangga yang cukup lumayan, kami kemudian lanjut ke Kebun Binatang Padang dan Benteng Fort De Kock. Tempatnya ga jauh dari The Great Wall atau Lobang Jepang.
Di pintu masuknya agak susah untuk cari parkir, dan untuk biaya masuk kita kena biaya sekitar 10 ribu per orang.
Ada hal yang membuat gw terenyuh yaitu melihat kondisi kebun binatang yang kotor dan terlihat ga terawat. Kebun binatangnya kecil banget kalo dibandingkan dengan Ragunan atau taman Safari Cisarua yang pernah gw kunjungin, dan dari sisi kebersihan maupun kesigapan dari petugasnya juga jauh. Banyak sampah yang berceceran di sekitaran kandang binatang, dan kandang binatang yang terlalu kecil, terlebih saat itu gw liat pengunjung bisa memberikan makanan bahkan ROKOK! kepada orang hutan dan hal ini menjadi tontonan yang unik bagi sebagian orang. Sayang dokumentasi tentang tempat ini sedikit karena hal yang gw sebutin di atas tadi.
Sign Signature 

Benteng Fort De Kock

Jembatan Limpapeh

Jam Gadang

Tujuan terakhir dari semuanya itu adalah Jam Gadang. Jam ini terdapat di pusat kota dan tentu saja ini rame banget! Tempat ini juga ga jauh dari Kebun Binatang Bukit Tinggi. Di sini kita bisa foto-foto di bawah jam gadang atau istirahat duduk - duduk sambil nikmatin jajanan yang ada di sana dan tentu saja semakin sore semakin ramai.
Landmark of Bukit Tinggi






Sabtu, 05 September 2015

Wisata di Danau Toba (Part2 Bermalam di Samosir)

Kali ini perjalanan kedua gw di Sumatera Utara setelah perjalanan pertama gw (baca: http://vadiantprihast.blogspot.com/2015/08/wisata-di-danau-toba.html).
Bulan itu track perjalanan gw mulai dari sebelah 'mungkin selatannya' Sumatera Utara sampai ke tengah. Di trip kali ini gw bareng Leo, yang menempuh perjalanan dari Sibolga, Siborong-Borong, Pematang Siantar dan Binjai. Dan udah bisa ditebak dengan trip kaya gitu, gw akan bisa nginap di Pulau Samosir dan eksplor lebih tempat di Pulau itu dari yang sebelumnya.

Start dari Siborong-borong, gw naik travel ke Parapat, dan langsung minta ke pelabuhan Tiga Raja, kalo ga salah harga satu orang sekitar 70 ribu. Berbeda dengan trip sebelumnya, Leo yang sebelumnya udah pernah ke sini, langsung minta ke pelabuhan itu, dan memang ternyata yang dimaksud Epit pada trip sebelumnya adalah pelabuhan ini.
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan penyebrangan yang dikelola pemerintah, jadi berbeda dengan pas waktu gw pertama kali ke sini. Di pelabuhan ini ada beberapa kapal yang menuju ke beberapa pelabuhan di Samosir, ada yang ke Tuk tuk dan ke Tomok. Harganya juga beda kalo yang pas trip pertama itu 25 ribu pulang pergi, sekarang 20 ribu untuk satu kali jalan. Gw berangkat pakai kapal jurusan Tuk tuk, karena penginapannya ada di daerah Tuk tuk, dan enaknya di kapal ini kita bisa bilang kemana kita mau turun di daerah Tuk tuk.

Semalam di Tuk Tuk

Setelah naik kapal, gw turun langsung di belakang hotelnya, Toba Village inn, tempat dimana Leo sebelumnya juga nginep di sini. Tempatnya recomended banget, sejuk dan ga panas. Di belakang hotel langsung menghadap danau Toba dan juga ada tempat buat santainya, selain itu juga terdapat kolam renangnya. Hotel ini yang punya adalah WNA kewarganegaraan Belgia yang nikah sama WNI keturunan Batak. Harga kamar di sini buat yang paling murahnya 550 ribu, tapi worth it banget sama tempat dan tentu breakfastnya.

Sore hari, sekitar jam 5 gw sama leo coba bersantai di pinggir danau seraya bermalas malasan. Dan tempat gw bermalam ini memang sepi ga banyak aktivitas yang bisa dilakuin, karena agak jauh dari pusat Tuk Tuknya. Dan ketika malam, gw sama Leo memutuskan makan di hotel karena untuk ke pusat keramaian. Buat budget makan di hotel ini cukup menguras kocek banget sih buat backpacker.
Dan abis makan gw lanjut tidur.
Santai di belakang hotel
Pagi hari gw bangun jam 8, dan langsung sarapan. Menu breakfast di hotel ini kalau ga salah cuma ada 3 yaitu mie goreng, nasi goreng dan roti. Leo pilih nasi goreng dan gw pilih makan roti secara ga mau makan berat dan yang khas dari hotel ini ya roti ini fresh from the oven. Roti ala Belgia ada tiga macam roti, yang gw tau cuma roti gandum sisanya ga tau, disajiin sama keju slices, meses atau selai tergantung permintaan dan juga telor yang juga bisa request mata sapi atau omelete.
Sarapan pagi di hotel

Selesai makan, gw mandi dan sekalian packing karena gw sama leo mau jalan jalan di Samosir yang perkiraan sampai tengah hari jadi bisa langsung check out. Buat keliling gw sewa motor yang ga jauh dari hotel ada penyewaan (di hotel menyediakan juga tapi udah full) harganya 30 ribu per jam atau kalo mau seharian sekitar 100 ribu ga termasuk bensin dengan jaminan KTP ditinggal.
Danau Toba dari jalan raya Tuk Tuk

Tugu Selamat Datang Tuk Tuk

Perjalanan pertama gw langsung ke Tomok, karena pas perjalanan pertama gw ga sempat ke sini. Di Tomok sendiri memang agak lebih luas di sini ada makam Raja-Raja Batak, Patung Sigale Gale, dan Museum Batak. Setelah selesai dari Tomok, gw coba cari tempat yang gw datengin waktu pertama kali ke sini, ke arah Pelabuhan Ambarita, ke Batu Parsidangan karena Leo belum pernah ke sini.
Makam Raja Batak di Tomok

Museum Batak (1)

Museum Batak (2)

Perjalanan Ke Arah Pangguruan

Sebenernya masih ada beberapa tempat yang harus dikunjungin di sini tepatnya ke arah Panggururan, di sana ada pantai pasir putih dan puncak menara Tele, tapi karena waktu udah siang jadi akhirnya gw balik ke hotel dan pesen kapal untuk dijemput dan kembali ke Parapat.

#MydutyMyadventure






Senin, 17 Agustus 2015

Wisata di Danau Toba

Ini merupakan perjalanan pertama gw ke Sumatera Utara, di sini gw dinas di kota Tebing Tinggi, Kisaran dan Rantau Prapat. Sejak awal gw berangkat dinas, temen-temen gw udah bilang kalau dua kota pertama itu dekat kalo mau main ke danau Toba.

Sekilas tentang danau Toba bisa dicek http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba

Perjalanan ke Parapat

Gw berangkat dari kota Kisaran yang kurang lebih jaraknya sekitar 4 jam ke Parapat. Sebenarnya lebih enak berangkat dari Tebing Tinggi karena lebih dekat hanya 3 jam dan itu naik motor, tapi karena gw weekendnya di Kisaran jadi apa boleh buat. Perjalanan kali ini ada gw, Epit dan Yoshar. Ini perjalanan pertama gw dan Yoshar, buat Epit ini perjalanan ketiganya.

Gw berangkat hari minggu jam 6 pagi, dijemput mobil travel yang kita sewa 600 ribu rupiah. Perjalanan dimulai dengan lewat perkebunan sawit milik swasta, rutenya adalah Kisaran-Mandoge-Pematang Siantar-Parapat. Kita sempat istirahat setelah kira-kira satu setengah jam perjalanan untuk sarapan, abis itu ditengah perjalanan ban mobil pun bocor, jadi kita sampai di Parapat itu sekitar jam setengah dua belas.

Setelah sampai di Parapat, dipinggiran danau Toba kita langsung cari parkiran mobil, kalau ga salah kita parkir di tempat yang namanya Pantai Kasih. Di sini ada tempat juga buat istirahat dengan sewa tikar seharga 50 ribu, karena kita mau langsung nyebrang ke Pulau Samosir, langsung aja naik kapal penumpang harganya 25 ribu per orang PP. Cukup lama kita nunggu di atas kapal, karena kapal belum jalan kalau belum penuh, kira-kira satu jam baru kita berangkat ke pulau Samosir.

Trip pertama kita mampir dulu ke Batu Gantung, disebut batu gantung karena ada batu yang menggantung semacam stalaktite kalo di dalam goa.
Wisata Batu Gantung
di sekitar objek wisata ini banyak anak-anak yang siap nyelam buat ambil uang yang dilempar oleh para pengunjung. Di sini kapal ga bersandar cuma berhenti sebentar dan kasih penumpang buat foto-foto. Setelah cukup, perahu pun jalan ke pulau Samosir. Sekitar 15 menit akhirnya kita sampe di pelabuhan. Di sini Epit agak kaget karena biasanya ga di sini berentinya, dan di tempat ini keliatannya sepi. Menurut Epit, yang dulu dia sama temen temen yang lain ga berenti di sini. Gw sama Yoshar cuma bisa iya aja karena emang kita baru pertama ke sini. Dan kita pun masuk, sebelum masuk kita diminta retribusi dua ribu rupiah.
Salah Satu Pelabuhan di Pulau Samosir
Dari gerbang kita jalan terus lewatin tempat oleh-oleh, dan ada tempat wisata Sigale-gale di dekat gerbang itu, sempat mampir tapi karena tadi dikasih tau sama penjaga gerbangnya kalo pintu masuknya nanti ada gerbangnya kita pun lanjut jalan. Sekitar 200 meter, kita sampai di pintu gerbang dan kita masuk ke tempat itu, di dalamnya ada rumah adat orang Batak dan patung Sigale Gale.
Di depan pintu gerbang masuk
Foto dengan topi adat dan tongkat bareng sama Sigale Gale
Sayang di sini gw ga sempet foto Rumah Adat dan tempat pemasungan juga tempat persidangan. Kita cuma sebentar di tempat ini karena masih penasaran dengan tempat yang Epit bilang. Dan akhirnya kita dapet jawaban, kita tanya sama orang setempat dan ternyata tempat ini merupakan salah satu tempat wisata, masih ada beberapa tempat wisata kaya yang Epit bilang sebelumnya. Dan sayangnya tempat itu jauh dari tempat yang kita berenti dan waktu yang dikasih sama pemilik kapal hanaya 1 jam. Tempat wisata yang lain ada di Tuk Tuk, Tomok, Tele, ataupun masih banyak tempat yang harus dikunjungin di sana. Setelah denger tempat-tempat itu agak menyesal trip kali ini karena ga sesuai dengan harapan gw yang bener-bener bisa liat tonggak marga batak toba. Sekitar 30 menit keliling di sana, gw balik ke dermaga sambil pesen kopi hitam, sekalian nunggu penumpang yang lain dan ternyata juga ga lama kapal pun penuh dan kita kembali ke pantai kasih.

Kira kira jam 3 kita balik dari Parapat ke kisaran dan memakan waktu 4 jam, jadi kira-kira sampai sana jam 7 malam.




Kamis, 01 Januari 2015

Satu Hari di Tana Toraja

Tulisan ini masih satu perjalanan dengan tulisan gw mengenai danau Sorowako
Dan perjalanan ini berlangsung satu minggu setelah gw ke Sorowako. Yap, gw sekarang berada di Palopo salah satu kota kabupaten dan udah berniat buat wisata ke Tana Toraja. Perjalanan dari Palopo ke Tana Toraja kira-kira sekitar 2 jam perjalanan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tana_Toraja

Gw jalan sama Feliks dari hotel sekitar jam 12 dan langsung check out karena mau nginep di Rantepao salah satu kecamatan yang juga ibukota kabupaten di Tana Toraja, abis makan siang gw lanjut jalan ke Rantepao.
Perjalanan naik mobil dan lewatin bukit-bukit sekitar 2 jam jalan akhirnya gw sampe di kota Rantepao dan langsung cari tempat wisata. Tempat wisata yang gw datengin cuma Ketekesu dan Londa sekaligus mampir ke Makale.

Ketekesu

Tempat wisata pertama yang gw datengin, kalo menurut Feliks yang udah pernah ke sini, di sini ada rumah adat panggung yang khas Tongkonan di Tana Toraja. Jaraknya paling sekitar 10 menit dari Rantepao, patokannya kalo ada patung kerbau langsung belok kiri nanti ada plang di sebelah kanan jalan dan jangan sampe kelewat karena jalanan cukup kecil buat mobil jadi kalo kelewat akan susah buat muter balik kaya gw.
Sampe di area pelataran parkir, langsung aja jalan ke lokasi wisata yang ga jauh dari situ, sebelum masuk ada registrasi dan bayar kalo ga salah 5 ribu untuk satu orang dari situ gw langsung jalan menuju tempat dimana ada rumah adatnya dan akhirnya gw keliling dulu sebelum foto-foto.
Di tempat ini kita juga bisa liat makam adat orang - orang Tana Toraja dan tentu gw pun foto.
Perjalanan awal melihat makan adat

Pemandangan di dinding batu

Gedung/Rumah dimana terdapat jenazah yang ada di dalamnya

Pelataran halaman rumah adat Tongkonan

Salah satu rumah adat Tongkonan
Gw ga lama di Ketekesu, abis foto-foto gw langsung lanjutin perjalanan gw keliling tempat wisata di Tana Toraja ini. Oh ya di sini juga banyak pedagang souvenir khas Tana Toraja.


Londa

Tempat kedua yang gw datengin yaitu Londa, di sini tempat wisatanya buat ngunjungin Goa yang di dalemnya ada makam-makan orang Toraja. Lokasinya ga jauh dari ketekesu cuma sekitar 10 menit aja. Setelah sampe di sana, gw bayar tiket masuk 5 ribu rupiah dan kemudian ditawarin jasa guide sekaligus sewa lampu semprong buat penerangan di dalem harganya 30 ribu buat lampu semprong dan buat jasa orangnya itu seikhlasnya, akhirnya gw sewa satu guide dan satu lampu yang gw rasa sih cukup yah karena gw cuma berdua doang.
Perjalanan dimulai dari parkiran, gw milih jalan buat muter yang paling cuma beda 100 meter itung-itung olahraga kan, karena gw muter gw bisa liat keseluruhan tebing makam itu.
Tebing tempat pemakaman
Di Tana Toraja masih memegang sistem kerajaan, jadi kalo yang meninggal bangsawan, beliau di makamkan di puncak tebing atau deretan atas tebing sedangkan kalo cuma orang yang ga punya gelar bangsawan itu adanya di bawah dan juga satu tebing atau satu tempat makam kaya gitu diisi sama satu marga keluarga aja. Dari sini gw lanjut turun ke bawah masuk ke goa untuk liat lebih deket lagi.

Pintu masuk ke dalam goa

Patung yang menggambarkan jenazah yang dimakamin di tebing ini
Goa yang gw masukin ada dua, yang satu jaraknya sekitar 15-20 meter dan yang satu lebih pendek sekitar 10 meter. Gw masuk goa yang lebih panjang dulu. Di dalem goa banyak banget peti jenazah dan jenazah yang udah jadi tulang.

Di dalem goa (1)

Di dalam Goa (2)

Batuan yag katanya mirip Love sign

Salah satu tengkorak manusia yang di dalam

Berdua dengan feliks

Di dalem goa yang lebih pendek

Di dalem goa (3)
Banyak banget tulang belulang manusia asli yang ada, bahkan juga masih ada yang baru berkisar 1 tahun yang belum ancur banget. Merinding dan ga nyaman ketika gw ada di dalemnya.
Pemakaman kaya gini dilakuin cuma buat orang-orang dewasa atau bayi yang udah tumbuh gigi, sedang bayi yang belom tumbuh gigi, biasanya ditaruh di lubang-lubang pohon besar dan sayangnya itu ga ada di Londa.

Makale

Setelah gw di Londa gw lanjutin perjalanan ke Makale, di kota ini gw hanya keliling aja dan sempet foto di patung ikon kota Makale dan salah satu gereja di sana. Perjalanannya cukup jauh sekitar 1 jam dari Londa.
Patung di tengah kota Makale

Gereja Bukit Sion, yang ada di tengah kota di atas bukit


Dan setelah dari Makale, gw balik ke Rantepao untuk cari hotel karena itu udah jam 5 dan sesampainya di Rantepao ternyata hotel yang bagus kaya Heritage Hotel dan Misiliana Hotel budgetnya jauh diatas budget kita dan sempet ke Prince Hotel tapi kita ga nyaman, jadi kita akhirnya pulang ke Palopo buat lanjut nginep di sana dan akhirnya hanya satu hari di Tana Toraja.

#MyDutyMyAdventure